Kuburan merupakan tempat peristirahatan
terakhir bagi seluruh manusia terutama umat yang beragama islam setelah
mengalami yang namanya kematian . Berbeda dengan manusia yang beragama selain
islam, jenazahnya ada yang di awetkan lalu di simpang, di bakar, di buang di
laut, di aotopsi,dan lain lain. Bagi sebagian manusia berpendapat bahwa kuburan
merupakan tempat yang sangat menyeramkan dan mengerikan, tetapi ada juga
beberapa manusia yang memiliki pendapat bahwa kuburan dapat dijadikan sebagai
tempat untuk meminta kekayaan harta benda, dan lain lain. Kuburan juga identik dengan berbagai jenis mahluk halus seperti
kuntilanak, pocong, dsb. Selain itu, identik juga dengan bau bunga melati, daun
pandan,kamboja, terdapat pohon beringin serta pohon pohon besar lainnya. Kebanyakan
dari kuburan memiliki beberapa binatang seperti anjing dan burung hantu. Dalam mitos masyarakat bugis yang
menyatakan bahwa burung kao-kao (burung kematian), mempunyai sejarah yang kelam
bagi masyarakat bugis. Konon katanya jika burung kao-kao pergi mengelilingi
salah satu rumah penduduk, itu pertanda bahwa salah satu dari penghuni rumah
tersebut ada yang akan meninggal.
Death
Jumat, 06 Desember 2013
Rabu, 04 Desember 2013
UPACARA ADAT KEMATIAN MASYARAKAT SASAK
Dalam siklus kehidupan manusia, peristiwa kematian merupakan akhir kehidupan seseorang didunia. Masyarakat meyakini kehidupan lain setelah kematian. Dibeberapa kelompok masyarakat dilakukan persiapan bagi si mati. Salah satu peristiwa yang harus dilakukan adalah penguburan. Penguburan meliputi perawatan mayat termasuk membersihkan, merapikan, atau mengawetkan mayat. Upacara adat kematian dilaksanakan sebelum acara penguburan meliputi beberapa tahapan yaitu :
1. Belangar
Masyarakat sasak Lombok pada umumnya menganut agama islam sehingga setiap ada yang meninggal ada beberapa proses yang dilalui. Pertama kali yang dilakukan adalah memukul beduk dengan irama pukulan yang panjang. Hal ini sebagai pemberitahuan kepada masyarakat bahwa ada salah seorang warga yang meninggal. setelah itu maka masyarakat berdatangan baik dari desa tersebut atau desa-desa yang lain yang masih dinyatakan ada hubungan famili, kerabat persahabatan dan handai taulan. Kedatangan masyarakat ke tempat acara kematian tersebut disebut langar (melayat). Tradisi belangar bertujuan untuk menghibur teman, sahabat yang ditinggalkan mati oleh keluarganya. Mereka biasanya membawa beras seadanya guna membantu meringankan beban yang terkena musibah.
2. Memandikan
Dalam pelaksanaannya, apabila yang meninggal laki-laki maka yang memandikannya adalah laki-laki, demikian sebaliknya apabila yang meninggal tidak dibedakan meskipun dari segi usia yang meninggal itu baru berumur sehari. Adapun yang memandikan itu biasanya tokoh agama setempat. Adapun macam air yang digunakan adalah air sumur. Setelah dimandikan, mayat dibungkuskan pada acara ini, biasanya si mayat di laburi keratan kayu cendana atau cecame.
3. Betukaq (penguburan)
Adapun upacara-upacarayang dilaksanakan sebelum penguburan meliputi beberapa persiapan yaitu;
- Setelah seseorang di nyatakan meninggal maka orang tersebut dihadapkan kekiblat. Diruang tempat orang yang meninggal dibakar kemenyan dan dipasangi langit-langit(bebaoq) dengan menggunakan kain putih (selempuri) dan kain tersebut baru boleh dibuka setelah hari kesembilan meninggalnya orang tersebut. Selesai dibungkus simayat disholatkan dirumah oleh keluarganya sebagai syarat pelepasan lalu dibawa ke masjid atau musholah.
- Pada hari gtersebut (jelomate) diadakan unjuran sebagai penyusuran bumi (penghormatan bagi yang meninggal dan akan dimasukkan didalam kubur), untuk itu perlu penyembelihan hewan sebagai tumbal.
- Nelung dan mituq
Upacara ini dilakukan keluarga untuk doa keselamatan arwah yang meninggal dengan harapan dapat diterima disisi Tuhan yang maha esa. Selain itubkeluarga yang ditinggalkan tabah menerima kenyataan dan cobaan. Selanjutnya diikuti dengan upacara nyiwaq dengan persiapan sbg brk :
- Mengumpulkan kayu bakar. kayu biasanya di persiapkan pada hari nelung (hari ketiga) dan mitu (hari ketujuh) dengan cara perebaq kayu (menebang pohon).
- Pembuatan tetaring. Pembuatan tetaring terbuat dari daun kelepa yang di anyam dan digunakan sebagai tempat para tamu undangan (tamue) duduk bersila.
-penyerangan bahan-bahan begawe. Penyerangan dari epen gawe (yang punya gawe) kepada inaq gawe. Penyerangannya ini di lakukan pada hari mituq. Kemudian inaq gawe menyerahkan alat-alat upacara.
-Dulang iggas Dinggari, disajikan kepada penghulu atu kyai yang menyatakan orang tersebut meninggal dunia. dulang inggas dingari ini harus d sajikan tengah malam ke sembilan hari meninggal dengan maksud bahwa pemberitahuaan besok hari diadakan upacar sembilan hari.
-Dulang Penamat, adapun maksudnya simbol hak milik dari orang meninggal semasa hidupnya harus di serahkan secara sukarela kepada orang yang berhak mendapatkannya. kemudian semua keluarga dan undangan di pimpin oleh kiyai melakukan doa selamatan untuk arwah yang meninggal agar d terima tuhan yang maha esa dan keluarga yang ditinggalkan mengiklaskan kepergiannya.
-Dulang talet mesan (penempatan batu nisan) dimaksudkan sebagai dulang yang diisi dengan nasi putih, lauk berupa burung merpati dan beberapa jenis jajan untuk dipergunakan sebelum nisan di pasang oleh kiyai yang memimpin doa yang kemudian dulang ini dibagikan kepada orang yang ikut serta yang pada saat itu. setelah berakhirnya upacar ini selesailah upacar nyiwak.
Rangkaian upacara kematian pada masyarakat sasak yaitu hari pertama disebut nepong tanaq atau nuyusur tanaq. pemberian informasi kepada warga desa bahwa ada yang meninggal. hari kedua tidak ada yang bersifat ritual. hari ketiga disebut nelung yaitu penyiapan aiq wangi dan dimasukkan kepeng bolong untumk di doakan. hari keempat menyiram aiq wangi ke kuburun. hari kelima melaksanakan bukang daiq artinya mulai membaca alquran. hari keenam melanjutkan membaca alquran. hari ketuju disebut nituq dirangkai dengan pembacaan alquran. hari kedelapan tidak ada acara ritual yang dilaksanakan dan hari kesembilan yang disebut nyiwaq atau nyenge dengan acara akhir perebahan jangki.
Langganan:
Postingan (Atom)